The Basic Principles Of Cerita Fiksi
The Basic Principles Of Cerita Fiksi
Blog Article
Di sebuah sekolah dasar ada dua anak laki-laki bernama Abdul dan Nurhakim yang menjadi sahabat karib. Mereka bersama-sama menaklukkan berbagai petualangan, berbagi rahasia, dan selalu ada untuk satu sama lain.
Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu.
Tambahan lagi, dia juga tau mana yang berlian asli, mana yang palsu. Dan yang paling tidak kusuka adalah senyum miringnya yang sinis ketika merasa pasti bahwa tas yang dipakai temannya yang lain palsu..
Tidak dapat disangkal, cerita pendek atau yang sering disebut cerpen telah familier bagi kita sejak masa sekolah dasar.
Gareng: “Baiklah, bawa dompet saya dan telepon saya jika ada masalah. Buruan pergi, saya tidak ingin terlihat seperti orang yang hanya pura-pura membeli tetapi tidak punya uang.”
Raut kecewa tergambar di wajah Upi dan Pusi. Mereka gagal makan kue yang beraroma lezat itu. Cici berlari menjauhi temannya dan memakan kue itu sendiri.
Latar yang dimaksud tidak harus kejadian yang terjadi saat itu, namun bisa juga kejadian di masa lalu (
Terdapat satu benda di rumahnya yang belum ia ubah menjadi batu, yaitu sebuah cermin. Ia mencoba membacakan mantra di depan cermin untuk mengubahnya menjadi batu.
Hari ini adalah hari yang sangat sibuk. Banyak sekali yang akan dilihat dan dilakukan oleh Mama dan aku. Kami berjalan kaki ke stasiun dan mendapati orang-orang sedang mengantri. Baik tua maupun muda, yang pendiam dan yang bawel, semua pergi ke kota.
Suatu hari Si Kancil sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar dan melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap karena pohon-pohon sangat lebat.
Di sebuah desa tinggallah seorang anak bernama Topan dengan ibunya. Topan dan ibunya tidak punya banyak harta, ibunya bekerja sebagai pedagang sayur di pasar dan Topan membantu ibunya dengan menggembalakan kambing milik saudagar di desanya.
Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan meletakkannya di tengah ladang. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun.
Meski begitu, Cerita Fiksi Topan tetap semangat dan rajin membaca dari buku-buku yang ia pinjam dari temannya. Keesokan harinya sepulangnya dari menggembalakan kambing, ibu Topan keluar dari rumah dan langsung memeluk Topan. Katanya, Topan mendapat undangan untuk masuk ke sekolah dengan biaya yang free of charge.
Lulus dari SMA, ia melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama di Kota Kembang sembari bekerja. Tak hanya itu, ia pun kerap mengikuti beberapa proyek dosennya.